Pemanfaatan Limbah Komputer
"
PEMANFAATAN LIMBAH KOMPUTER BEKAS "
Latar
Belakang :
Hingga saat ini satu hal terkait dengan isu
bobroknya manajemen penanganan sampah di seluruh dunia adalah karena adanya
sikap konsumtif terhadap produk-produk yang limbahnya tidak ramah lingkungan
hidup. Sikap konsumtif dalam gaya hidup lebih mengedepankan nikmat dan
nyamannya memiliki alat elektronik seperti hardware baru serta meninggalkan
yang lama padahal dari sisi kegunaan, alat-alat elektronik itu masih bisa
difungsikan secara baik dan optimal. Berbeda dengan jenis limbah lainnya,
limbah dari produk elektronik bekas kerap dianggap tidak berguna dan sulit
untuk didaur ulang. Namun, lain halnya di beberapa negara, limbah jenis ini
masih memiliki potensi untuk kembali dimanfaatkan. Penggunaan hardware saat ini
di perusahaan semakin meningkat. Perusahaan hanya mementingkan penggunaan
komputer tanpa memikirkan tindakan selanjutnya dalam pengelolaan limbah
komputer. Limbah komputer disebut juga sebagai e-waste karena termasuk dalam
kategori limbah elektronik. Negara-negara di benua Amerika, Eropa dan negara
Korea, Jepang serta Australia adalah penghasil e-waste terbesar di dunia.
E-waste yang dihasilkan tersebut kemudian diekspor ke negara lain seperti
Mexico, Nigeria, India, China dan beberapa negara di Asia. Saat ini China
merupakan salah satu importir e-waste terbesar di dunia. Green computing adalah
solusi TI yang hemat energi dalam perusahaan. Pembahasan salah satu bagian
green computing adalah IT Disposal. Waste management atau e-waste adalah proses
pembuangan (disposal), pengolahan (processing), daur ulang (recycling), dan
pemurnian (refining). Dapat disimpulkan bahwa IT Disposal sama pengertiannya
dengan e-waste. E-waste membahas mengenai pengolahan limbah komputer hasil dari
setiap perusahaan yang menerapkan komputerisasi. Pada penelitian ini, e-waste
menghasilkan model dan simulasi nilai atau pendapatan dari hasil pemrosesan
limbah komputer. 2 PT. Trisula Kencana Sakti adalah perusahaan yang bergerak
dalam bidang usaha pertambangan batubara. Perusahaan ini memiliki jaringan IT
yang luas. Secara tidak langsung menjadikan sisa e-waste tidak terkontrol
seperti monitor rusak, CPU yang sudah tidak layak pakai, printer/scanner dan
sebagainya. Jika e-waste tersebut tidak diolah akan menjadi sampah yang tidak
berguna atau bernilai bagi perusahaan. Dalam menentukan metode pengolahan
e-waste. Hal ini dilakukan karena adanya regulasi pengelolaan limbah B3 (bahan
berbahaya dan beracun). Setiap perusahaan diwajibkan untuk bertanggung jawab
mengelola limbah dan sampah yang dihasilkan. Limbah yang diolah dapat
memberikan nilai bagi perusahaan dan memberikan kontribusi dalam pengurangan
gas karbon. Hal tersebut guna mengurangi pemanasan global yang menjadi masalah
hingga kini.
PEMANFAATAN
LIMBAH MOUSE BEKAS :
Penggunaan
komputer saat ini sudah bukan lagi merupakan barang mewah. Mengingat aplikasi
penggunaannya yang sudah sangat meluas dan dapat bersifat secara fungsional,
maka komputer telah digunakan oleh berbagai kalangan mulai dari industri,
perkantoran, sekolah termasuk di rumah tangga. Kemajuan teknologi yang sangat
pesat dari sisi hardware dan software juga mengakibatkan efek pergantian barang
yang sangat cepat. Umur dari komputer termasuk asesorisnya menjadi relatif
singkat yang kemudian diperlukan untuk ganti dengan alat dengan spesifikasi
yang lebih baru. Selain itu faktor kerusakan dari alat sering juga terjadi dan
berakibat diperlukan pergantian alat baru. Hal ini berakibat akan ada alat atau
asesoris komputer yang terbuang dan tentu saja hal ini berpotensi sebagai
limbah. Dalam banyak kasus, limbah ini sering menjadi suatu permasalahan baik
dari aspek lingkungan yang berpotensi untuk pencemaran maupun dari aspek
ekonomi untuk pengelolaan dan pemusnahannya.
Strategi
pengelolaan mouse ini mestinya dapat dilakukan oleh berbagai pihak, mulai dari
produsen, distributor maupun pihak lain seperti masyarakat. Pengelolaan limbah
mouse ini dapat dilakukan dengan menggunakan strategi 3R yakni reduce, reuse,
dan recycle.
Penerapan
langkah reduce dapat dilakukan dengan tidak membeli mouse baru jika mouse lama
masih berfungsi baik. Namun dalam banyak hal pembelian komputer baru sering
dilakukan dalam satu paket bundle, jadi dalam satu harga unit komputer
tertentu, di dalamnya sudah termasuk mouse. Bahkan untuk pembelian paket
notebook yang sebenarnya sudah ada fasilitas tool mousepad di notebook, yang
prinsipnya berfungsi sama dengan fungsi mouse, kadang oleh penjual ditambahkan
mouse baru sebagai bonus. Langkah reduce limbah mouse ini dapat dilakukan bagi
pembelian komputer yang bersifat optional (seperlunya saja) misal membeli satu
unit cpu saja, maka pembelian asesoris tidak perlu dilakukan.
Seiring
dengan kemajuan teknologi, maka variasi bentuk dan teknologi mouse yang ada
juga semakin banyak. Jika dulu mouse banyak menggunakan model scroll ball untuk
menentukan arah gerak kursor berdasarkan geseran bola yang terdapat pada dasar
mouse, maka selanjutnya sudah ada yang menggunakan teknik optik. Dari sisi
bentuk, maka mouse diproduksi tidak saja memenuhi aspek fungsional tetapi juga
dilakukan untuk memenuhi kebutuhan selera konsumen yang menginginkan estetika
dan kenyamanan ergonomik saat digunakan. Saat ini mouse tersedia di pasaran
dengan variasi warna, bentuk, dan ukuran yang sangat banyak. Hal ini mendorong
konsumen untuk membeli mouse baru sesuai dengan selera dan kenyamanan
penggunaannya. Jika sudah berlaku seperti ini upaya reduce limbah mouse jadi
tidak berlaku lagi.
Langkah
reuse limbah mouse dapat dilakukan jika mouse yang masih berfungsi digunakan
terus sampai memang rusak sama sekali. Bahkan untuk mouse model scroll ball
yang tidak dapat digunakan secara sempurna, biasanya dapat berfungsi kembali
dengan jalan dibersihkan bagian bola dan roller di bagian dalam mouse. Hal ini
biasa terjadi untuk mouse yang sering digunakan di dalam meja yang kurang
bersih, akibatnya sering ada kotoran di mouse pad dan saat mouse digunakan akan
menempel pada bola. Lama kelamaan kotoran akan terakumulasi dan mengganggu
gerakan bola. Setelah dibersihkan maka mouse dapat digunakan normal kembali.
Alternatif reuse mouse adalah dengan menawarkan mouse kepada pihak yang
memerlukan mouse untuk fasilitas komputer yang digunakan.
Untuk
program recycle tentunya mouse sebagai salah satu jenis limbah elektronik maka
pihak yang boleh melakukan aktivitas recycle ini adalah terbatas. Dalam hal ini
hendaknya pihak produsen yang diharapkan concern untuk melakukan aktivitas
recycle limbah elektronik ini. Komponen dari mouse terdiri dari bahan plastik
untuk cashing, komponen elektronik berupa pcb, serta kabel. Masing-masing tentunya
harus dipilah untuk didaur ulang dengan menggunakan teknik tertentu.
Saat ini
sudah lazim dilakukan program yang dilakukan atas inisiatif produsen berupa
penukaran barang baru dengan barang lama milik konsumen. Pemilik barang dapat
menukarkan barang bekas yang dimilikinya dengan barang serupa hasil produk baru
untuk mendapatkan potongan harga tertentu. Dalam hal ini dilakukan juga program
pertukaran mouse, yang biasanya dilakukan pada saat promo barang baru atau pada
saat pameran produk. Sebagai contoh adalah perusahaan L*g*t*ch yang merupakan
salah satu produsen mouse terkenal di Indonesia, dalam pameran Mega Bazaar 2010
di Jakarta membuka kesempatan promo promo penukaran mouse bekas merek apapun
dengan wireless mouse baru. Penukar dapat memperoleh diskoun harga dari harga
normal sebesar Rp. 280.000 menjadi Rp 199.000. Upaya ini bila dicermati memang
merupakan upaya bisnis mengingat stand ini menjadi ramai dan banyak pembeli
yang memanfaatkan kesempatan program penukaran ini. Di sisi lain hal ini dapat
sebagai alternatif pengumpulan limbah mouse dari konsumen baik mouse rusak
maupun mouse yang sebenarnya masih dapat dipakai namun sudah tidak digunakan
konsumennya lagi, termasuk juga mouse normal namun karena pembelinya memang
ingin mengganti dengan mouse jenis baru.
Cara
seperti disebutkan itu dapat digunakan sebagai sarana pengumpulan limbah yang
kemudian oleh pihak pengumpul dikelola lebih lanjut. Alternatif yang mungkin
adalah mouse diseleksi berdasarkan masih berfungsi atau tidak, jika masih
berfungsi dan bagus, maka mouse dapat dipilih untuk didonasikan ke pihak-pihak
tertentu. Untuk mouse yang sudah tidak berfungsi tentunya dapat dikelola untuk
langkah pemusnahan limbah.
Pengelolaan
limbah keyboard :
Pengelolaan
limbah keyboard ini mirip dengan strategi untuk pengelolaan mouse ini yakni
dilakukan dengan menggunakan strategi 3R yakni reduce, reuse, dan recycle.
Pengelolaan ini hendaknya dapat dilakukan oleh berbagai pihak, mulai dari
produsen, distributor maupun pihak lain seperti masyarakat.
Program reduce limbah keyboard mutlak
dapat dilakukan mengingat sebenarnya kalau masih ada keyboard lama, maka hal
itu masih dapat digunakan kembali. Seperti telah disebutkan di atas tingkat
kerusakan keyboard itu relatif rendah sehingga peluang pembelian keyboard baru
menjadi tidak begitu diprioritaskan. Kendalanya adalah harga keyboard itu
relatif murah dibandingkan harga komputer, sehingga konsumen terpancing untuk
selalu membeli keyboard baru saat membeli satu perangkat komputer. Hal ini
mungkin terpancing dengan bentuk dan variasi keyboard selalu beragam dan
berbeda-beda, padahal dari sisi teknologi, perkembangan keyboard relatif juga
lambat.
Teknik perawatan keyboard agar selalu
dapat digunakan dengan baik dan normal adalah dengan jalan pembersihan. Hal ini
khususnya dilakukan untuk keyboard yang digunakan di ruangan yang kurang bersih
atau bahkan oleh pemakai yang melakukan pekerjaan komputer sambil merokok.
Keyboard yang digunakan akan berakibat kotor terutama pada sela-sela tuts yang
mungkin akan berakibat tombol tidak berfungsi. Perawatannya adalah dengan jalan
membuka keyobard dan mencuci setiap tombol yang ada, kemudian dipasangkan
kembali. Cara yang mudah adalah dengan jalan meniup menggunakan pompa tangan
atau kompresor ke arah bagian tombol. Yang perlu diingat adalah saat
membersihkan tentu saja keyboard dalam keadaan tidak terkoneksi ke CPU
komputer. Di beberapa kota, saat ini juga dijumpai jasa pencucian keyboard yang
memudahkan kita untuk menyerahkan tugas perawatan dan pencucian keyboard agar
dapat bersih dan berfungsi secara normal kembali.
Untuk langkah reuse pada dasarnya masih
dapat dilakukan oleh para pemilik keyboard itu. Untuk langkah recycle tentu
saja pihak produsen yang mesti bertanggung jawab melakukan hal ini. Alternatif
reuse adalah dengan menawarkan keyboard bekas kepada pihak yang memerlukan
untuk fasilitas komputer yang digunakan.
Keyboard pada dasarnya terdiri dari
komponen papan plastik yang dilengkapi dengan tombol dari masing-masing
karakter atau perintah. Tombol-tombol inilah yang dengan teknik artistik dapat
dimanfaatkan untuk membentuk produk baru yang bersifat artistik. Langkah ini
merupakan salah satu upaya recycle dari limbah keyboard yang dapat dilakukan.
Beberapa kreasi kerajinan tangan yang dibuat dari limbah keyboard ini saya
peroleh dari internet dengan bentuk yang cukup menarik untuk dipajang sebagai
komponen dekorasi.
contoh pemanfaatan keyboard bekas menjadi tas |
Komentar
Posting Komentar